Translate

Sabtu, 12 Juli 2014




PEPAYA CALIFORNIA
Pepaya California siap Panen Sebanyak 1000 pohon.
Bagi para pengkonsi Pepaya California yang ingin langsung mencoba dari pohonnya langsung silahkan kami tunggu atau yang yang membutuhkan dalam party besar juga kami siap melayani.
Cp.0857-9470-3737 ( Misbah) atau 0857-9456-6668 (Diaz)
Tegalbuleud-(Sukabumi-Jawa barat)

1.Kandungan Pepaya
Buah pepaya mengandung berbagai nutrisi yang berguna bagi tubuh. Seperti aneka vitamin, betakaroten, protein, lemak dan berbagai enzim dan senyawa yang sangat berguna bagi tubuh manusia. “Tetapi menurut saya, yang paling banyak terdapat dalam pepaya adalah vitamin A dan betakaroten. Fungsi betakaroten adalah sebagai antioksidan,” jelas Bambang S. Djokolelono, seorang herbalis dan holistic instruktur yang memiliki sebuah klinik pengobatan di kawasan Lubang Buaya, Jakarta Timur.
Senyawa paling terkenal yang terkandung dalam pepaya adalah papain. Senyawa ini terkenal karena fungsinya sebagai proteolitik atau enzim pemecah protein. Papain sekarang sudah banyak dipergunakan dalam industri, sebagai bahan obat-obatan, kosmetik dan tekstil. Buah pepaya merupakan penghasil papain terbanyak, yakni sekitar 400 milk clotting units (MCU) gram. Beda dengan bagian batang dan daun pepaya yang hanya menghasilkan 200 MCU/gram.
Ada tiga macam papain yang diproduksi pepaya. Papain kasar (crude papain), papain bersih (refined papain) dan papain murni (pure papain). Untuk mendapatkan papain terbaik, pihak Botanical Derivatives Catalogue Amerika Serikat telah menetapkan standar mutu papain. Jika papain yang dihasilkan sebuah perusahaan atau negara tidak memenuhi standar yang ditntukan, dianggap tidak layak untuk memasuki pasaran Amerika dan Eropa. Hanya saja, tidak ada kejelasan bagaimana caranya menentukan standar mutu papain yang ingin dicapai.
2. Manfaat Pepaya
Sebagai seseorang yang telah menggeluti dunia herbal sejak tahun 2002, Bambang mengakui, di balik rasa enaknya, pepaya mempunyai berbagai manfaat. “Para ibu rumah tangga mungkin sudah tahu salah stu manfaat getah buah pepaya. Ternyata, getah yang berasal dri buah pepaya bisa digunakan untuk mempercepat proses pelunakan daging. Sementara buah pepaya matang, sangat berguna untuk memperlancar proses pencernaan,” jelasnya.
Menurut Bambang, masalah pecernaan sangat penting. Kalau hal ini tidak segera diatasi, maka akan menjalar ke bagian tubuh yang lain. Itu sebabnya, di China dikembangkan pola pengobatan tradisional yang menggunakan pepaya sebagai bahan dasar obat-obatan. Terutama untuk mengatasi gangguan pencernaan, herbalis ini menganjurkan untuk meminum ramuan yang terbuat dari pepaya.
Caranya, ambil buah pepaya dengan ukuran tertentu. Gunakan buah pepaya yang masih memiliki kulit dan biji lantas diblender hingga diperoleh cairan halus. Kemudian saring airnya dan minum sebanyak 200 cc setiap tiga hari. Bagi yang mengalami kesulitan pencernaan, ramuan ini diyakini mampu memperlancar proses pencernaan hanya dalam beberapa hari.
Ternyata, buah pepaya tidak hanya digunakan untuk mmemperlancar proses pencernaan. Pada tahun 1997, Yayasan Kanker International mengumumkan bahwa kandungan Vitamin C dan karoten dalam buah pepaya, mampu mencegah kanker. Selain itu, buah pepaya juga dapat dimanfaatkan melawan kanker kolon, kanker pankreas, kanker kantung kemih dan kanker payudara, selain mampu mengurangi radikal bebas yang menjadi biang kanker.
Pepaya tidak hanya bermanfaat bagi kesehatan. Saat ini kandungan papain dalam pepaya sudah dikembangkan untuk bahan kecantikan. Papain menjadi bahan dasar pembuatan krim dan pembersih muka. Karena papain dipercaya mampu melarutkan sel-sel mati yang melekat pad kulit terlepas. Seperti noda dan flek pada kulit. Papain juga digunakan sebagai bahan pembuat pasta gigi, karena fungsinya yang dapat membersihkan sisa-sisa makanan yang melekat di gigi
Pepaya juga dapat digunakan sebagai bahan dasar obat jerawat. Caranya, ambil daun pepaya yang sudah tua kemudian dijemur hingga kering lalu ditumbuk sampai halus. Setelah itu ditambahkan satu setengah sendok air sebelum dioleskan pada bagian wajah yang ditumbuhi jerawat.
Kalau daun pepaya mampu mengatasi jerawat, getah pepaya sangat mujarab untuk mengobati telapak kaki yang pecah. Caranya, sering-seringlah mengoleskan getah pepaya pada telapak kaki yang pecah sampai sembuh.
Dikutip dari: forum.indogamers.us







Minggu, 06 Juli 2014




KEKURANGAN BUKAN SEBUAH PENGHALANG


"Pengembangan dimulai pada saat kita
mulai menerima kekurangan kita
" - Jean Vanier

Dear All....

Kekurangan bukanlah penghalang meraih
sukses. Jangan batasi pikiran dan
kemampuan Anda dengan kekurangan
diri. Bila kita melangkah dan
berusaha disertai iman kepada Allah,
percayalah bahwa tak ada yang tak
mungkin.
Banyak orang yang cacat, tetapi
mereka berhasil membuktikan bahwa
kekurangan bukanlah penghalangan
untuk sukses.
Salah satunya adalah Hee Ah Hee,
pianis Korea berbakat kelahiran tahun
1985. Ia terlahir hanya memiliki 4
jari, masing-masing 2 jari pada
tangan kiri dan 2 jari pada tangan
kanannya. Ia menderita lobster claw
syndrome, jari yang bengkok
menyerupai lobster.
Sewaktu Hee Ah Hee duduk di bangku
TK, ibunya memutuskan agar ia belajar
piano supaya jari-jarinya kuat dan
dapat memegang pinsil untuk menulis.
Awalnya ketika baru 3 bulan belajar,
ia dikeluarkan karena guru sekolahnya
tak sanggup mengajarnya. Tapi
perjuangan ibunya dan Hee Ah Hee
membuahkan hasil. Satu tahun
kemudian, ia sudah menunjukan
kebolehannya dengan memenangkan
kejuaraan piano di TK-nya.
Prestasi itu diikuti dengan
kemenangannya sebagai juara pertama
piano untuk anak-anak cacat di
usianya yang ke-7. Presiden Korea
sendiri yang memberi penghargaan
tersebut. Kini, Hee Ah Hee telah
menggelar ratusan konser di seluruh
dunia, termasuk Indonesia.

Kamis, 03 Juli 2014

Anugrah dan Musibah Sebuah Cinta

LOVE IS NASTY...."

Tersesak nafas,pikiranpun seolah hampa...
ketika rasa cinta berubah menjadi kesal, ketahuilah bahwa cinta sudah menjagkit kepada seorang insan yang membutuhkan sandaran dan tempat berlabuh,,,
 
ketika cinta harus pergi maka jangan pernah kita menyesalinya karna kita harus ingan cinta yang hakiki adalah hanya kepada Allah, yang maha memiliki segalanya...."

KONSEP DASAR SEBAGAI WARGA NEGARA



KONSEP DASAR SEBAGAI WARGA NEGARA

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Sebagai suatu kesatuan, warga negara adalah salah satu ciri suatu negara yang berkedaulatan, cukup dilihat dari warga negaranya saja kita bisa melihat seberapa maju negara tersebut.
Dalam suatu negara, warga negara harus tahu bagaimana negara yang dia berada di dalamnya. Sistem pemerintahannya, hukum yang berkembang dinegara tersebut dan banyak lagi yang patut dia ketahui dalam menjalani kehidupan sebagai warga negara yang baik.
Warga negara adalah alat kunci keberhasilan suatu negara dalam mengembangkan sayapnya di kancah Internasional, maka dari itu pendidikan kewarganegaraan harus diketahui oleh warga negara, supaya dia bisa mengetahui orang yang bagimana yang diakui oleh negaraa sebagai warga negara, dan orang yang bagaimana yang tidak diakui oleh negara.
1.2. Masalah
Dalam masalah “Kewarganegaraan” ini, kami selaku penulis makalah ini akan membatasi permasalahan pada hal berikut:
1. Bagaimana cara membuat pembaca tertarik untuk membaca makalah ini?
2. Apakah kendala-kendala yang akan dihadapi oleh penulis?
3. Bagaimana cara-cara mengatasi kendala tersebut?
1.3. Tujuan
Sesuai dengan uraian singkat di atas, karya tulis ini atau makalah ini dibuat dengan tujuan untuk menambah wawasan dan pengetahuan kepada pembaca maupun penulis, sekaligus untuk memenuhi permintaan dosen kami Bapak Drs. H. A. Nawawi M, Si sebagai tugas pada semester pertama ini semoga sesuai dengan harapan beliau, dan harapan kita semua. Amin yaa Rabbal ‘Alamin.
BAB II
KEWARGANEGARAAN
A. KONSEP DASAR TENTANG WARGA NEGARA
1. PENGERTIAN WARGA NEGARA
Warga negara diartikan dengan orang-orang sebagai bagian dari suatu penduduk yang menjadi unsur negara. Istilah ini dahulu biasa disebut hamba atau kawula negara. Istilah warga negara lebih sesuai dengan kedudukannya sebagai orang yang merdeka dibandingkan dengan istilah hamba atau kawula negara, karena warga negara mengandung arti peserta, anggota atau warag dari suatu negara, yakni peserta dari suatu persekutuan yang didirikan dengan kekuatan bersama. Untuk itu, setiap warga negara mempunyai persamaan hak di hadapan hukum. Semua warga negara memiliki kepastian hak, privasi, dan tanggungjawab.
Sejalan dengan definisi di atas, AS Hikam pun mendefinisikan bahwa negara yang merupakan terjemahan dari citizenship adalah anggota dari sebuah komunitas yang membentuk negara itu sendiri. Istilah ini menurutnya lebih baik ketimbang kawula negara, karena kawula negara betul-betul berarti objek yang dalam bahasa Inggris (object) berarti orang yang dimilki dan mengabdi kepada pemiliknya.
Secara singkat, Koerniatmanto S., mendefinisikan warga negara dengan anggota negara. Sebagai anggota negara, seorang warga negara mempunyai kedudukan yang khusus terhadap negaranya. Ia mempunyai hubungan hak dan kewajiban yang bersifat timbale balik terhadap negaranya.
Dalam konteks Indonesia, istilah warga negara (sesuai dengan UUD 1945 pasal 26) dimaksudkan untuk bangsa Indonesia asli dan bangsa lain yang disahkan undang-undang sebagai warga negara. Dalam penjelasan UUD 1945 pasal 26 ini, dinyatakan bahwa orang-orang bangsa lain, misalnya orang peranakan Belanda, Cina, Arab dan lain-lain yang bertempat tinggal di Indonesia, mengakui Indonesia sebagai Tanah Airnya dan bersikap setia kepada Negara Republik Indonesia dapat menjadi warga negara.
Selain itu, sesuai dengan pasal 1 UU No. 22/1958 dinyatakan bahwa warag negara Republik Indonesia adalah orang-orang yang berdasarkan perundang-undangan dan/atau perjanjian-perjanjian dan/atau peraturan-peraturan yang berlaku sejak Proklamasi 17 Agustus 1945 sudah menjadi warga negara Republik Indonesia.
2. ASAS KEWARGANEGARAAN
Sebagaimana dijelaskan bahwa warga negara merupakan anggota sebuah negara yang mempunyai tanggung jawab dan hubungan timbale balik terhadap negaranya. Seseorang yang diakui sebgai warga negara dalam suatu negara haruslah ditentukan berdasarkan ketentuan yang telah disepakati dalam negara tersebut. Ketentuan itu menjadi asas atau pedoman untuk menentukan status kewarganegaraan seseorang. Setiap warga negara mempunyai kebebasan dan kewenangan untuk menentukan asas kewarganegaraan seseorang.
Dalam menerapk an asas kewarganegaraan ini, dikenal dengan dua pedoman, yaitu asas kewarganegaraan berdasarkan kelahiran dan asas kewarganegaraan berdasarkan perkawinan. Dari sisi kelahiran, ada dua asas kewarganegaraan yang sering dijumpai, yaitu ius soli (tempat kelahiran) dan ius sanguinis (keturunan). Sedangkan dari sisi perkawinan dikenal pula asas kesatuan hukum dan asas persamaan derajat.
A. DARI SISI KELAHIRAN
Pada umumnya, penentuan kewarganegaraan berdasarkan pada sisi kelahiran seseorang dikenal dengan dua asas kewarganegaraan yaitu ius soli dan ius sanguinis. Kedua istilah tersebut berasal dari bahasa latin. Ius berarti hukum, dalil atau pedoman, soli berasal dari kata solum yang berarti negeri, tanah atau daerah dan sanguinis yang berarti darah. Dengan demikian ius soli berarti pedoman kewarganegaraan yang berdasarkan tempat atau daerah kelahiran, sedangkan ius sanguinis adalah pedoman kewarganegaraan berdasarkan daerah atau keturunan.
Sebagai contoh, jika sebuah negara menganut asas ius soli, maka seseorang yang dilahirkan di negara tersebut, mendapatkan hak sebagai warga negara. Begitu pula dengan asas ius sanguinis. Jika sebuah negara menganut asas, maka seseorang yang lahir dari orang tua yang memiliki kewarganegaraan suatu negara, Indonesia misalnya, maka anak tersebut berhak mendapatkan status kewarganegaraan orang tuanya, yakni warga negara Indonesia.
Pada awalnya asas kewarganegaraan berdasrkan kelahiran ini hanya satu, yakni ius soli saja. Hal ini didasarkan pada anggapan bahwa karena seseorang lahir di suatu wilayah negara, maka otomatis dan logis ia menjadi warga negara tersebut. Akan tetapi dengajn semakin tingginya tingkat motibilitas manusia, diperlukan suatu asas lain yang tidak hanya berpatokan pada tempat kelahiran saja. Selain itu, kebutuhan terhadap asas lain ini juga berdasarkan realitas empiric bahwa ada orang tua yang memiliki status kewarganegaraan yang berbeda. Hal ini akan bermasalah jika kemudian orang tua tersebut melahirkan anak di tempat salah satu orang tuanya. Jika tetap menganut asas ius soli, maka si anak hanya akan mendapat status kewarganegaraan di negara ia dilahirkan, atas dasar itulah, maka asas ius sanguinis dimunculkan, sehingga si anak dapat memiliki status kewarganegaraan kedua orang tuanya.
B. DARI SISI PERKAWINAN
Selain hukum kewarganegaraan dilihat dari sudut kelahiran, kewarganegaraan seseorang juga dapat dilihat dari sisi perkawinan yang mencakup asas kesatuan hukum dan asas persamaan derajat. Asas kesatuan hukum berdasarkan pada paradigm bahwa suami-isteri ataupun ikatan
keluarga merupakan inti masyarakat yang meniscayakan suasana sejahtera, sehat dan tidak terpecah. Dalam menyelenggarakan kehidupan bermasyaratnya, suami-isteri ataupun keluarga yang baik perlu mencerminkan adanya suatu kesatuan yang bulat.
Untuk merealisasikan terciptanya kesatuan dalam keluarga atau suami-isteri, maka semuanya harus tunduk pada hukum yang sama. Dengan adanya kesamaan pemahaman dan komitmen menjalankan kebersamaan atas dasar hukum yang sama tersebut, sehingga masing-masing tidak terdapat perbedaan yang dapat mengganggu keutuhan dan kesejahteraaan keluarga.
Sedangkan dalam asas persamaan derajat ditentukan bahwa suatu perkawinan tidak menyebabkan perubahan status kewarganegaraan. Masing-masing pihak. Baik suami ataupun isteri tetap berkewarganegaraan asal, atau denga kata lain sekalipun sudah menjadi suami-isteri, mereka tetap memiliki status kewarganegaraan sendiri, sama halnya ketika mereka belum diikatkan menjadi suami-isteri.
Asas ini dapat menghindari terjadinya penyelundupan hukum. Misalnya, seseorang yang berkewarganegaraan asing ingin memperoleh status yang berkewarganegaraan asing ingin memperoleh status kewarganegaraan suatu negara dengan cara atau berpura-pura melakukan pernikahan dengan perempuan negara tersebut. Setelah melalui perkawinan dan orang tersebut memperoleh kewarganegaraan yang diinginkan.
B. UNSUR-UNSUR YANG MENENTUKAN KEWARGANEGARAAN
1. UNSUR DARAH KETURUNAN (IUS SANGUINIS)
Kewarganegaraan dari orang tua yang menurunkannya menentukan kewarganegaraan seseorang, artinya kalau orang dilahirkan dari orang tua yang berkewarganegaraan Indonesia, ia dengan sendirinya juga warga negara Indonesia. Prinsip ini berlaku di antaranya di Iggris, Amerika, Perancis, Jepang, dan juga Indonesia.
2. UNSUR DAERAH TEMPAT KELAHIRAN (IUS SOLI)
Daerah tempat kelahiran seseorang dilahirkan menentukan kewarganegaraan. Misalnya, kalau orang dilahirkan di dalam daerah hukum Indonesia, ia dengan sendirinya menjadi warga Indonesia. Prinsip ini berlaku di antaranya di Amerika, Inggris, Perancis, dan Indonesia.
3. UNSUR PEWARGANEGARAAN (NATURALISASI)
Walaupun tidak dapat memenuhi prinsip ius sanguinis ataupun ius soli, orang dapat juga memperoleh kewarganegaraan dengan jalan pewarganegaraaan atau naturalisasi. Syarat-syarat dan prosedur pewarganegaraan ini di berbagai negara sedikit-banyak dapat berlainan, menurut kebutuhan yang dibawakan oleh kondisi dan situasi negara masing-masing.
Dalam pewarganegaraan ini ada yang aktif ada pula yang pasif. Dalam pewarganegaraan aktif, seseorang dapat menggunakan hak opsi untuk memilih atau mengajukan kehendak menjadi warga negara dari suatu negara. Sedangkan dalam pewarganegaraan pasif, seseoarang yang tidak mau diwarganegarkan oleh suatu negara atau tidak mau diberi atau dijadikan warga negara suatu negara, maka yang bersangkutan dapat menggunakan hak repudiasi, yaitu hak untuk menolak pemberian kewarganegaraan tersebut (kartasapoetra. 1993: 216-7)
C. PROBLEM STATUS KEWARGANEGARAAN
Membicarakan status kewarganegaraan seseorang dalam negara, maka akan dibahas beberapa persoalan yang berkenaan dengan seseorang yang dinyatakan sebagai warga negara dan bukan warga negara dalam suatu negara. Jika diamati dan dianalisisis, di antara penduduk sebuah negara, ada diantara mereka yang bukan warga negara(orang asing) di negara tersebut. Dalam hal ini, dikenal dengan apatride, bipatride, dan multipetride.
Apatride merupakan istilah untuk orang-orang yang tidak mempunyai status kewarganegaraan. Sedangkan bipatride merupakan istilah yang digunakan untuk orang-orang yang memilki status kewarganegaraan rangkap atau dengan istilah lain dikenal dengan dwi- kewarganegaraan.

 Sementara yang dimaksud dengan multipatride adalah istilah yang digunakan untuk menyebutkan status kewarganegaraan seseorang yang memiliki dua atau lebih status kewarganegaraan.
Kasus orang-orang yang tidak memiliki status kewarganegaraan, merupakan sesuatu yang akan mempersulit orang tersebut dalam konteks menjadi penduduk pada suatu negara. Mereka akan dianggap sebagai orang asing, yang tentunya akan berlaku ketentuan-ketentuan peraturan atau perundang-undangan bagi orang asing, yang selain segala sesuatu kegiatannya akan terbatasi, juga setiap tahunnya diharuskan membayar sejumlah uang pendaftaran sebagai orang asing.
Status kewarganegaraan dengan kelompok bipatride, dalam realitas empiriknya, merupakan kelompok status hukum yang tidak baik, karena dapat mengacaukan keadaan kependudukan di antara dua negara, karena itulah tiap negara dalam menghadapi masalah bipatride dengan tegas mengharuskan orang-orang yang terlibat untuk secara tegas memilih salah satu di antara kedua kewarganegaraannya.
Kondisi sesoran dengan status berdwikewarganegaraan, sering terjadi pada penduduk yang tinggal di daerah perbatasan antaradua negara. Dalam hal ini, diperlukan peraturan yang pasti tentang perbatasan serta wilayah territorial, sehingga penduduk di daerah itu dapat meyakinkan dirinya termasuk ke dalam kewarganegaraan mana di antara dua negara tersebut.
D. KARATERISTIK WARGA NEGARA YANG DEMOKRAT
1. RASA HORMAT DAN TANGGUNG JAWAB
Sebgai warga negara yang demokratis, hendaknya memiliki rasa hormat terhadap sesama warga negara terutama dalam konteks adanya pluralitas masyarakat Indonesia yang terdiri dari berbagai etnis, suku, ras, keyakinan, agama, dan ideologi politik. Selain itu, sebgai warga negara yang democrat, seorang warga negara juga di tuntut untuk turut bertanggung jawab menjaga keharmonisan hubungan antar etnis serta keteraturan dan ketertiban negara yang berdiri di atas pluralitas tersebut.
2. BERSIKAP KRITIS
Warga negara yang demokrat hendaknya selalu bersikap kritis, baik terhadap kenyataan empiris(realitas social, budaya, dan politik) maupun terhadap kenyataan supra-empiris (agama, mitologi, kepercayaan). Sikap kritis juga harus ditujukan pada diri sendiri. Sikap kritis pada diri sendiri itu tentu disertai sikap kritis terhadap pendapat yang berbeda. Tentu saja sikap kritis ini harus didukung oleh sikap yang bertanggung jawab terhadap apa yang dikritisi.
3. MEMBUKA DISKUSI DAN DIALOG
Perbedaan pendapat dan pandangan serta perilaku merupakan realitas empirik yang pasti terjadi di tengah komunitas warga negara, apalagi di tengah komunitas masyarakat yang plural dan multi etnik. Untuk meminimalisasi konflik yang ditimbulkan dari perbedaan tersebut, maka membuka ruang untuk berdiskusi dan berdialog merupakan salah satu solusi yang bisa digunakan. Oleh karenanya, sikap membuka diri untuk dialog dan diskusi merupakan salah satu ciri sikap warga negara yang demokrat.
4.    BERSIKAP TERBUKA
        Sikap terbuka merupakan bentuk penghargaan terhadap kebebasan sesama manusia, termasuk rasa menghargai terhadap hal-hal yang tidak biasa atau baru serta pada hal-hal yang mungkin asing. Sikap terbuka yang didasarkan atas kesadaran akan pluralisme dan keterbatasan diri akan melahirkan kemampuan untuk menahan diri dan tidak secepatnya menjatuhkan penilaian dan pilihan.
5.    RASIONAL
        Bagi Negara yang demokrat, memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan secara bebas dan rasional adalah sesuatu yang yang harus dilakukan.
Keputusan-keputusan yang diambil secara rasional akan mengantarkan sikap yang logis yang ditampilkan oleh warga negara sementara. Sikap dan keputusan yang diambil secara tidak rasional akan membawa implikasi emosional dan cenderung egois.
6.    ADIL
        Sebagai negara yang demokrat, tidak ada tujuan baik yang patut diwujudkan dengan cara-cara yang tidak adil. Penggunaan cara-cara yang tidak adil adalah bentuk pelanggaran hak asasi dari orang yang diperlakukan tidak adil. Dengan semangat keadilan, maka tujuan-tujuan bersama bukanlah suatu yang didiktekan tetapi ditawarkan.
7.    JUJUR
        Memiliki sikap dan sifat yang jujur bagi warga negara merupakan sesuatu yang niscaya. Kejujuran merupakan kunci bagi terciptanya keselarasan dan keharmonisan hubungan antar warga negara. Sikap jujur biasa diterapkan di segala sektor, baik politik, sosial dan sebagainya.
        Kejujuran politik adalah bahwa kesejahteraan warga negara merupakan tujuan yang ingin di capai, yaitu kesejahteraan dari masyarakat yang memilih para politisi. Ketidak jujuran politik adalah seorang poliotisi mencari keuntungan bagi dirinya sendiri atau mencari keuntungan bagi partainya. Karena partai itu penting bagi kedudukannya.
        Beberapa karakteristik warga negara yang demokrat tersebut, merupakan sikap dan sifat yang seharusnya melekat pada seorang warga negara. Sebagai warga negarayang otonom, ia mempunyai karesteritik lanjutan sebagai berikut:
    1.     Memiliki kemandirian.
    2.     Memiliki tanggung jawab.
    3.    Menghargai martabat manusia dan keharmonisan pribadi.
    4.    Berpartisipasi dalam urusan kemasyarakatan dengan pikiran sikap yang santun
    5.    Mendorong berfungsinya demokrat konstitusional yang sehat. Warga negara yang otonom harus melakukan tiga hal untuk mewujudkan demokrasi konstitusional yaitu :
        a.    Menciptakan kultur taat hukum yang sehat dan aktif (culture of law).
        b.    ikut mendorong proses pembuatan hukum yang aspiratif (process of law making)
        c.    mendukung pembuatan materi-materi hukum yang renponsif (content of law)
        d.    Ikut menciptakan aparat penegak hokum yang jujur dan bertanggung jawab (structure of law)
E.    Cara dan Bukti Memperoleh Kewarganegaraan Indonesia
            Pada umumnya ada dua kelompok warga negara dalam suatu negara, yakni warga negara yang memperoleh status kewarganegaraannya melalui stelsel pasif atau dikenal juga dengan warga negara by operation of law dan warga negara yang memperoleh status kewarganegaraannya melalui stelsel aktif dikenal dengan by registration.
            Dalam penjelasan umum Undang-undang No.62/1958 bahwa ada tujuh cara memperoleh kewarganegaraan Indonesia, yaitu (1) karena kelahiran. (2) karena pengangkatan. (3) karena dikabulkannya permohonan. (4) karena pewarganegaraan. (5) karena perkawinan. (6) karena turut ayah dan ibu serta (7) karena pernyataan.
            Untuk memperoleh status kewarganegaraan Indonesia, diperlukan bukti-bukti sebagai berikut (berdasarkan Undang-undang No.62/1958:

  1. Surat bukti kewarganegaraan untuk mereka yang memperoleh kewarganegaraan Indonesia karena kelahiran adalah dengan Akta Kelahiran.
  2. Surat bukti kewarganegaraan untuk mereka yang memperoleh kewarganegaraan Indonesia karena pengangkatan adalah Kutipan Pernyataan Sah Buku Catatan Pengangkatan Anak Asing dari peraturan pemerintah No.67/1958, sesuai dengan Surat Edaran Menteri Kehakiman No. JB.3/2/25. Butir 6. Tanggal 5 Januari 1959.
  3. Surat bukti kewarganegaraan untuk mereka yang memperoleh kewarganegaraan Indonesia karena dikabulkannya permohonan adalah Petikan Keputusan Presiden tentang permohonan tersebut (tanpa pengucapan sumpah dan janji setia).
  4. Surat bukti kewarganegaraan untuk mereka yang memperoleh kewarganegaraan Indonesia karena pewarga-negaraan adalah Petikan Keputusan Presiden.
  1. Surat bukti kewarganegaraan untuk mereka yang memperoleh kewarganegaraan Indonesia karena pernyataan adalah sebagaimana diatur dalam surat edaran menteri kehakiman No. JB.3/166/22, tanggal 30 September 1958 tentang memperoleh kehilangan kewarganegaraan Repoblik Indonesia dengan pernyataan.
F. HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA
    Pengertian warga negara secara umum dinyatakan bahwa warga negara merupakan anggota negara yang mempunyai kedudukan khusus terhadap negaranya. Ia mempunyai hubungan hak dan kewajiban yang bersifat timbal balik terhadap negaranya. Berdasarkan pada pengertian tersebut, maka adanya hak dan kewajiban warga negara terhadap negaranya merupakan sesuatu yang niscaya ada.
    Dalam konteks Indonesia, hak warga negara terhadap negaranya telah diatur dalam Undang-undang Dasar 1945 dan berbagai peraturan lainnya. Di antara hak-hak warga negara yang dijamin dalam UUD adalah Hak Asasi Manusia yangrumusan lengkapnya tertuang dalam pasal 28 UUD Perubahan Kedua.
    Sedangkan contoh kewajiban yang melekat bagi setiap warga negara antara lain kewajiban membayar pajak sebagai kontrak utama antara negara dan warga, membela tanah air (pasal 27). Membela pertahanan dan keamanan (pasal 29). Menghormati hak asasi orang lain dan mematuhi perbatasan yang terutangg dalam peraturan (pasal 28), dan berbagai kewajiban lainnya dalam Undang-undang.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Warga negara diartikan dengan orang-orang sebagai bagian dari suatu penduduk yang menjadi unsur negara. Dalam menerapkan asas kewarganegaraan, dikenal dengan dua pedoman, yaitu asas kewarganegaraan berdasarkan kelahiran dan asas kewarganegaraan berdasarkan perkawinan. Dari sisi kelahiran, ada dua asas kewarganegaraan yang sering dijumpai, yaitu ius soli (tempat kelahiran) dan ius sanguinis (keturunan). Sedangkan dari sisi perkawinan dikenal pula asas kesatuan hukum dan asas persamaan derajat.
Unsur- unsur yang menentukan kewarganegaraan:
1.       Unsur darah keturunan (Ius Sanguinis);
2.       Unsur daerah tempat kelahiran (Ius Soli);
3.       Unsur pewarganegaraan (Naturaalisasi).
Karateristik warga negara yang demokrat:
1.       Rasa hormat dan tanggung jawab;
2.       Bersikap kritis;
3.       Membuka diskusi dan dialog;
4.       Bersikap terbuka;
5.       Rasional;
6.       Adil;
7.       Jujur.


B. SARAN
Sebagai warga negara yang baik kita harus mencintai dan menjaga kesatuan negara kita agar negara yang sangat kita cintai ini menjadi negara yang makmur dan sentosa seperti cita-cita dan tujuan bangsa kita yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945.
DAFTAR RUJUKAN
Azed, Abdul Bari, Intisari Kuliah Masalah Kewarganegaraan, Jakarta: Ind-Hill. Co., 1996, Cet. Ke-1.
Budiarjo, Miriam, Dasar-dasar Ilmu Politik, Jakarta: Gramedia Pustaka Media, 1987.
Khairon, dkk, Pendidikan Politik Bagi Warganegara, Yogyakarta: LKIS, 1999.

DOSA YANG MERUSAK PERNIKAHAN


DOSA YANG MERUSAK PERNIKAHAN
a. Suami:
1. Suami tidak berfungsi menjadi pemimpin dengan baik, akibatnya saling melukai.
2. Suami gagal menjadikan Istri nomer satu dalam hidupnya.
3. Suami membandingkan Istri dengan wanita lain.
4. Suami kurang disiplin mengontrol emosi dan kebiasaan buruk.
5. Suami gagal memuji hal-hal kecil dari Istri.
6. Suami menolak pendapat Istri.
7. Suami tidak pernah minta maaf.

b. Istri:
1. Istri tidak menghargai Suami sebagai otoritas.
2. Istri gagal menundukkan diri kepada Suami.
3. Istri gagal menampilkan kecakapan manusia batiniah.
4. Istri gagal menunjukan rasa syukur kepada Suami.
Kebutuhan seorang Suami:
1. Sex.
2. Istri sebagai sahabat.
3. Rumah yang rapi.
4. Istri yang menarik.
5. Saling menghargai.
Kebutuhan seorang Istri:
1. Kasih sayang dan penghargaan.
2. Diajak bicara.
3. Jujur dan terbuka.
4. Keuangan yang cukup.
5. Komitmen terhadap keluarga.
Ingat!
Kepala keluarga yang berhasil dalam keluarga maka keberhasilan yang lain akan mengikuti. Kepala keluarga yang gagal dalam keluarga maka kegagalan lain akan mengikuti.
Kebahagiaan perkawinan membutuhkan perjuangan yang tidak kenal lelah, dan membutuhkan kehadiran dan pertolongan Tuhan.
Berbahagialah mereka yang benar-benar menikmati hidup rumah tangga yang rukun dan damai, meskipun itu harus diperoleh dengan cucuran air mata.
Belaian tangan suami adalah emas bagi istri.
Senyum manis sang istri adalah permata bagi suami.
Kesetiaan suami adalah mahkota bagi istri.
Keceriaan istri adalah sabuk di pinggang suami.
Perbaikilah apa yang bisa diperbaiki sekarang sebelum terlambat. Cintailah pasangan yang telah Tuhan pilih untukmu!
If you care about family, broadcast this. It will save a marriage. Semoga Tuhan memberkahi Pernikahan Anda! Bagi yang belum Menikah, semoga ini bisa menjadi bekal kelak bila Anda menghadapi hidup Pernikahan.

Peran Mahasiswa dalam masyarakat Madani

Mahasiswa dapat dikatakan sebagai teladan bagi semua warga negara Indonesia karena selain merupakan agen of change, mahasiswa merupakan sosok yang berpendidikan
tinggi ditengah masyarakat. khususnya dikalangan masyarakat Indonesia, dengan munculnya image bahwa mahasiswa merupakan orang yang berpendidikan tersebut, maka image itu harus dijaga dan dipertahankan dengan jalan menjaga etika dan moral yang pastinya akan dinilai oleh semua warga negara Indonesia kapan dan simana saja, tidak perduli siapapun mahasiswa tersebut. jadi, hal-hal yang diperlukan untuk membangun masyarakat madani (civil society) tersebut seperti planning, progrm kerja, etos kerja dan cara kerja harus diperhatikan dengan seksama oleh siapa saja yang berinisial sebagai mahasiswa Indonesia pada khususnya.karena saat ini yang perlu diingat oleh para mahasiswa Indonesia adalah berperan dalam masyarakat dan hal yang menjadi pokok dan pendahuluannya adalah moral dan etika.
 
Adapun maha peran maha siswa dalam masyarakat demi mewujudkan masyarakat madani adalah dengan mengadakan KKN (Kuliah Kerja Nyata) atau PPL (Praktek Pengayaan Lapangan), hal ini merupakan kesempatan emas bagi para mahasiswa untuk menjalankan misinya sebagai agen of change dalam mewujudkan masyarakat madani (civil society) di daerah-daerah yang telah ditentukan sebagai obyek yang akan dibentuk sebagai masyarakat madani, hal ini mempunyai pengaruh yang luar biasa di tengah masyarakat yang digembleng dan menjadi obyek mahasiswa tersebut.KKN juga kerap kali turut membantu dalam proses pembangunan desa-desa terpencil misalnya,juga orang-orang/warga desa yang masih awam dalam hal pengetahuan atau bahkan bagi warga yang buta huruf.

Kurma dan anak-anak didikku







Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi

Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembaharuan pendidikan dan pembelajaran selalu dilaksanakan dari waktu ke waktu dan tidak pernah berhenti. Pendidikan dan pembelajaran berbasis kompetensi merupakan contoh hasil perubahan yang dimaksud dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan pembelajaran. Istilah belajar dan pembelajaran merupakan suatu istilah yang memiliki keterkaitan yang sangat erat dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain dalam proses pendidikan. Pembelajaran sesungguhnnya merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menciptakan suasana atau memberikan pelayanan agar siswa belajar. Untuk itu harus dipahami bagaimana siswa memperoleh pengetahuan dari kegiatan belajarnya. Jika guru dapat memahami proses pemerolehan pengetahuan, maka guru akan dapat menentukan strategi pembelajaran yang tepat bagi siswanya. Dalam proses pendidikan di sekolah tugas utama guru adalah mengajar sedangkan tugas utama setiap siswa adalah belajar. Keterkaitan antara belajar dan mengajar itulah yang disebut dengan pembelajaran. Sedangkan menurut McAshan, kompetensi adalah suatu pengetahuan, ketrampilan, dan kemampuan atau kapabilitas yang dimiliki oleh seseorang yang telah menjadi bagian dari dirinya sehingga mewarnai perilaku kognitif, afektif, dan psikomotoriknya. Artinya tanpa pengetahuan dan sikap tidak mungkin muncul suatu kompetensi tertentu. Pembelajaran Berbasis Kompetensi merupakan suatu model pembelajaran dimana perencanaan, pelaksanaan, dan penilaiannya mengacu pada penguasaan kompetensi. Pendekatan pembelajaran berbasis kompetensi dimaksudkan agar segala upaya yang dilakukan dalam pembelajaran benar-benar mengacu dan mengarahkan peserta didik untuk menguasai kompetensi yang ditetapkan sehingga mereka tuntas dalam belajarnya. (Depdiknas, 2003: 8). Selanjutnya dibawah ini akan dibahas lebih lanjut tentang pembelajaran berbasis kompetensi. B. Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan pembelajaran berbasis kompetensi? 2. Apa tujuan pembelajaran berbasis kompetensi? 3. Apa prinsip dari pembelajaran berbasis kompetensi? 4. Bagaimana pengorganisasian pembelajaran berbasis kompetensi? 5. Bagaimana penyajian pembelajaran berbasis kompetensi? 6. Apa saja aspek-aspek yang harus diperhatikan dalam penilaian pembelajaran berbasis kompetensi? C. Tujuan 1. Untuk mengetahui makna pembelajaran berbasis kompetensi 2. Untuk mengetahui tujuan pembelajaran berbasis kompetensi 3. Untuk mengetahui prinsip dari pembelajaran berbasis kompetensi 4. Untuk mengetahui pengorganisasian pembelajaran berbasis kompetensi 5. Untuk mengetahui penyajian pembelajaran berbasis kompetensi 6. Untuk mengetahui aspek-aspek apa yang harus diperhatikan dalam penilaian pembelajaran berbasis kompetensi   BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Pembelajaran Berbasis Kompetensi Pembaharuan pendidikan dan pembelajaran selalu dilaksanakan dari waktu ke waktu dan tidak pernah berhenti. Pendidikan dan pembelajaran berbasis kompetensi merupakan contoh hasil perubahan yang dimaksud dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan pembelajaran. Pendidikan berbasis kompetensi menekankan pada kemampuan yang harus dimiliki oleh lulusan suatu jenjang pendidikan. Kompetensi yang sering disebut dengan standar kompetensi adalah kemampuan yang secara umum harus dikuasai lulusan. Kompetensi menurut Hall dan Jones (1976: 29) adalah "pernyataan yang menggambarkan penampilan suatu kemampuan tertentu secara bulat yang merupakan perpaduan antara pengetahuan dan kemampuan yang dapat diamati dan diukur". Kompetensi (kemampuan) lulusan merupakan modal utama untuk bersaing di tingkat global, karena persaingan yang terjadi adalah pada kemampuan sumber daya manusia. Oleh karena itu, penerapan pendidikan berbasis kompetensi diharapkan akan menghasilkan lulusan yang mampu berkompetisi di tingkat global. Implikasi pendidikan berbasis kompetensi adalah pengembangan silabus dan sistem penilaian berbasiskan kompetensi. Paradigma pendidikan berbasis kompetensi yang mencakup kurikulum, pembelajaran, dan penilaian, menekankan pencapaian hasil belajar sesuai dengan standar kompetensi. Kurikulum berisi bahan ajar yang diberikan kepada siswa melalui proses pembelajaran. Proses pembelajaran dilaksanakan dengan menggunakan prinsip-prinsip pengembangan pembelajaran yang mencakup pemilihan materi, strategi, media, penilaian, dan sumber atau bahan pembelajaran. Tingkat keberhasilan belajar yang dicapai siswa dapat dilihat pada kemampuan siswa dalam menyelesaikan tugas-tugas yang harus dikuasai sesuai dengan standar prosedur tertentu. Pembelajaran Berbasis Kompetensi merupakan suatu model pembelajaran dimana perencanaan, pelaksanaan, dan penilaiannya mengacu pada penguasaan kompetensi. Pendekatan pembelajaran berbasis kompetensi dimaksudkan agar segala upaya yang dilakukan dalam pembelajaran benar-benar mengacu dan mengarahkan peserta didik untuk menguasai kompetensi yang ditetapkan sehingga mereka tuntas dalam belajarnya. (Depdiknas, 2003: 8). Pembelajaran berbasis kompetensi didasarkan atas pokok-pokok pikiran bahwa apa yang ingin dicapai oleh siswa melalui kegiatan pembelajaran harus dirumuskan dengan jelas. Perumusan dimaksud diwujudkan dalam bentuk standar kompetensi yang diharapkan dikuasai oleh siswa. Standar kompetensi meliputi standar materi atau standar isi (content standard) dan standar pencapaian (performance standard). Standar materi berisikan jenis, kedalaman, dan ruang lingkup materi pembelajaran yang harus dikuasi siswa, sedangkan standar penampilan berisikan tingkat penguasaan yang harus ditampilkan siswa. Tingkat penguasaan itu misalnya harus 100% dikuasai atau boleh kurang dari 100%. Sesuai dengan pokok-pokok pikiran tersebut, masalah materi pembelajaran memegang peranan penting dalam rangka membantu siswa mencapai standar kompetensi. Dalam rangka pelaksanaan pembelajaran, bahan ajar dipilih setelah identitas mata pelajaran, standar kompetensi, dan kompetensi dasar ditentukan. Langkah-langkah pengembangan pembelajaran sesuai KBK antara lain: a. menentukan identitas matapelajaran, b. menentukan standar kompetensi, c. kompetensi dasar, d. materi pembelajaran, e. strategi pembelajaran/pengalaman belajar, f. indikator pencapaian. Setelah pokok-pokok materi pembelajaran ditentukan, materi tersebut kemudian diuraikan. Uraian materi pembelajaran dapat berisikan butir-butir materi penting (key concepts) yang harus dipelajari siswa atau dalam bentuk uraian secara lengkap seperti yang terdapat dalam buku-buku pelajaran. Seperti yang diuraikan di muka, materi pembelajaran (bahan ajar) merupakan salah satu komponen sistem pembelajaran yang memegang peranan penting dalam membantu siswa mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar. Secara garis besar, bahan ajar atau materi pembelajaran berisikan pengetahuan, keterampilan, dan sikap atau nilai yang harus dipelajari siswa. Materi pembelajaran perlu dipilih dengan tepat agar dapat seoptimal mungkin membantu siswa dalam mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar. Masalah-masalah yang timbul berkenaan dengan pemilihan materi pembelajaran menyangkut jenis, cakupan, urutan, perlakuan (treatment) terhadap materi pembelajaran dan sumber bahan ajar. Jenis materi pembelajaran perlu diidentifikasi atau ditentukan dengan tepat karena setiap jenis materi pembelajaran memerlukan strategi, media, dan cara mengevaluasi yang berbeda-beda. Cakupan atau ruang lingkup serta kedalaman materi pembelajaran perlu diperhatikan agar tidak kurang dan tidak lebih. Urutan (sequence) perlu diperhatikan agar pembelajaran menjadi runtut. Perlakuan (cara mengajarkan/menyampaikan dan mempelajari) perlu dipilih setepat-tepatnya agar tidak salah mengajarkan atau mempelajarinya, misalnya perlu kejelasan apakah suatu materi harus dihafalkan, dipahami, atau diaplikasikan. B. Tujuan Pembelajaran Berbasis Kompetensi Pembelajaran Berbasis Kompetensi Pembelajaran berbasis kompetensi memiliki tujuan, sebagai berikut: 1. Memberikan motivasi belajar kepada peserta didik agar dapat mewujudkan ketercapaian tujuan pembelajaran secara optimal; 2. Membina kedisiplinan dan rasa tanggung-jawab peserta didik dalam mengikuti aturan main kelas, sehingga masing-masing peserta didik dapat belajar sesuai dengan kemampuannya; 3. Membimbing dan mengendalikan kegiatan belajar peserta didik demi tercapainya tujuan pembelajaran yang diharapkan secara optimal; 4. Mengarahkan sikap atau perilaku peserta didik yang menyimpang dari tujuan pembelajaran yang ingin dicapai; 5. Memberdayakan sarana kelas guna mendukung kelancaran kegiatan belajar peserta didik sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai; 6. Mewujudkan lingkungan belajar yang menyenangkan (kondusif) sebagai wahana bagi peserta didik dalam menumbuh-kembangkan potensinya secara optimal. C. Prinsip Pembelajaran Berbasis Kompetensi Prinsip pembelajaran berbasis kompetensi adalah sebagai berikut: 1. Berpusat pada peserta didik agar mencapai kompetensi yang diharapkan. Peserta didik menjadi subjek pembelajaran sehingga keterlibatan aktivitasnya dalam pembelajaran tinggi. Tugas guru adalah mendesain kegiatan pembelajaran agar tersedia ruang dan waktu bagi peserta didik belajar secara aktif dalam mencapai kompetensinya; 2. Pembelajaran terpadu agar kompetensi yang dirumuskan dalam kompetensi dasar dan standar kompetensi tercapai secara utuh. Aspek kompetensi yang terdiri dari sikap, pengetahuan, dan keterampilan terintegrasi menjadi satu kesatuan; 3. Pembelajaran dilakukan dengan sudut pandang adanya keunikan individual setiap peserta didik. Peserta didik memiliki karakteristik, potensi, dan kecepatan belajar yang beragam. Oleh karena itu dalam kelas dengan jumlah tertentu, guru perlu memberikan layanan individual agar dapat mengenal dan mengembangkan peserta didiknya; 4. Pembelajaran dilakukan secara bertahap dan terus menerus menerapkan prinsip pembelajaran tuntas (mastery learning) sehingga mencapai ketuntasan yang ditetapkan. Peserta didik yang belum tuntas diberikan layanan remedial, sedangkan yang sudah tuntas diberikan layanan pengayaan atau melanjutkan pada kompetensi berikutnya; 5. Pembelajaran dihadapkan pada situasi pemecahan masalah, sehingga peserta didik menjadi pembelajar yang kritis, kreatif, dan mampu memecahkan masalah yang dihadapi. Oleh karena itu guru perlu mendesain pembelajaran yang berkaitan dengan permasalahan kehidupan atau konteks kehidupan peserta didik dan lingkungan; 6. Pembelajaran dilakukan dengan multi strategi dan multimedia sehingga memberikan pengalaman belajar beragam bagi peserta didik; 7. Peran guru sebagai fasilitator, motivator, dan narasumber. Salah satu strategi yang memenuhi prinsip pembelajaran berbasis kompetensi adalah pembelajaran kontekstual dengan pendekatan konstruktivisme. Dengan lima strategi pembelajaran kontekstual (contextual teaching and learning), yaitu: 1. Mengaitkan (relating) Dalam hal ini guru menggunakan strategi relating ini apabila ia mengkaitkan konsep baru dengan sesuatu yang sudah dikenal siswa. Jelasnya, mengkaitkan apa yang sudah diketahui siswa dengan informasi baru; 2. Mengalami (experiencing) Merupakan inti pembelajaran kontekstual dimana mengkaitkan berarti menghubungkan informasi baru dengan pengalaman maupun pengetahuan informasi baru dengan pengalaman sebelumnya. Pembelajaran bisa terjadi dengan lebih cepat ketika siswa memanfaatkan (memanipulasi) peralatan dan bahan serta melakukan bentuk-bentuk penelitian yang aktif; 3. Menerapkan (applying) Ketika siswa menerapkan konsep dalam aktivitas belajar memecahkan masalahnya, guru dapat memotivasi siswa dengan memberikan latihan yang realistic dan relevan; 4. Kerja sama (cooperating) Siswa yang bekerja sama secara kelompok biasanya mudah mengatasi masalah yang komplek dengan sedikit bantuan ketimbang siswa yang bekerja sama secara individual. Pengalaman bekerja sama tidak hanya membantu siswa mempelajari bahan pembelajaran tetapi konsisten dengan dunia nyata; 5. Mentransfer (transferring) Fungsi dan peran guru dalam konteks ini adalah menciptakan bermacam-macam pengalaman belajar denga fokus pada pemahaman bukan hapalan. Diharapkan peserta didik mampu mencapai kompetensi secara maksimal. Tujuh konsep utama pembelajaran kontekstual, yaitu: 1. Constructivisme a. Belajar adalah proses aktif mengonstruksi pengetahuan dari abstraksi pengalaman alami maupun manusiawi, yang dilakukan secara pribadi dan sosial untuk mencari makna dengan memproses informasi sehingga dirasakan masuk akal sesuai dengan kerangka berpikir yang dimiliki. Belajar berarti menyediakan kondisi agar memungkinkan peserta didik membangun sendiri pengetahuannya b. Kegiatan belajar dikemas menjadi proses mengonstruksi pengetahuan, bukan menerima pengetahuan sehingga belajar dimulai dari apa yang diketahui peserta didik. Peserta didik menemukan ide dan pengetahuan (konsep, prinsip) baru, menerapkan ide-ide, kemudian peserta didik mencari strategi belajar yang efektif agar mencapai kompetensi dan memberikan kepuasan atas penemuannya itu 2. Inquiry Siklus inkuiri: observasi dimulai dengan bertanya, mengajukan hipotesis, mengumpulkan data, dan menarik simpulan. Langkah-langkah inkuiri dengan merumuskan masalah, melakukan observasi, analisis data, kemudian mengomunikasikan hasilnya 3. Questioning Berguna bagi guru untuk: mendorong, membimbing dan menilai peserta didik; menggali informasi tentang pemahaman, perhatian, dan pengetahuan peserta didik. Berguna bagi peserta didik sebagai salah satu teknik dan strategi belajar 4. Learning Community Dilakukan melalui pembelajaran kolaboratif. Belajar dilakukan dalam kelompok-kelompok kecil sehingga kemampuan sosial dan komunikasi berkembang 5. Modelling Berguna sebagai contoh yang baik yang dapat ditiru oleh peserta didik seperti cara menggali informasi, demonstrasi, dan lain-lain. Pemodelan dilakukan oleh guru (sebagai teladan), peserta didik, dan tokoh lain 6. Reflection a. Tentang cara berpikir apa yang baru dipelajari b. Respon terhadap kejadian, aktivitas/pengetahuan yang baru c. Hasil konstruksi pengetahuan yang baru. Bentuknya dapat berupa kesan, catatan atau hasil karya 7. Assesment a. Menilai sikap, pengetahuan, dan ketrampilan b. Berlangsung selama proses secara terintegrasi c. Dilakukan melalui berbagai cara (test dan non-test) d. Alternative bentuk: kinerja, observasi, portofolio, dan/atau jurnal D. Pengorganisasian Pembelajaran Berbasis Kompetensi 1. Kegiatan (1) s/d (4) Dilaksanakan dalam penyusunan standar kompetensi yang berlaku di masing-masing kompetensi keahlian, digunakan sebagai acuan dalam pengembangan silabus. 2. Kegiatan (5) s/d (8) Dilaksanakan oleh guru dalam pengembangan RPP 3. Kegiatan (9) Mengembangkandraframbu-rambupembelajaran mempertimbangkan: a. Karakter kompetensi serta keterkaitan antar kompetensi yang terdapat dalam silabus matapelajaran, b. Peta kemampuan peserta didik, c. Kondisi sarana sekolah, d. Jumlah peserta didik dalam satu rombongan belajar, e. Durasi waktu pembelajaran yang dibutuhkan, f. Pengorganisasisan ruang atau tempat yang akan digunakan, disesuaikan dengan rombongan belajar, alat dan media yang tersedia, tempat duduk yang memudahkan untuk berkomunikasi multi arah, g. Pengorganisasian bahan ajar/modul. 4. Kegiatan (10) Uji coba, test lapangan, meninjau kembali rambu-rambu pembelajaranmemastikan apakah rambu-rambu yang telah ditetapkan dapat berjalan dengan baik 5. Kegiatan (11) Sistem manajemen pembelajaran E. Penyajian Pembelajaran Berbasis Kompetensi Pembelajaran Berbasis Kompetensi dapat diterapkan dalam berbagai model pembelajaran, antara lain: 1. Individual Learning Model pembelajaran individu Keller Plan ialah membuka kesempatan bagi siswa untuk belajar menurut kecepatan masing-masing, dengan ciri-ciri: a. memungkinkan siswa belajar sendiri; b. memperhatikan perbedaan kecepatan belajar siswa; c. terdapat kejelasan tujuan yang harus dipahami; d. memungkinkan siswa berpartisipasi aktif; e. secara optimal menerapkan belajar tuntas. Prinsip-prinsip pada model Keller Plan (Sudjoko, 1985) meliputi: a. Satu Course dibagi atas beberapa unit yang berurutan; b. Tiap unit berisi tujuan, prosedur kerja dan dan beberapa persoalan; c. Siswa belajar sendiri atas petunjuk kerja dari unit satu ke unit berikutnya secara berurutan; d. Siswa bisa mengambil ujian untuk masing-masing unit kapan saja merasa telah siap; e. Tiap kuliah dan demonstrasi hanya digunakan untuk sekedar memberi motivasi belajar dan bukan merupakan sumber informasi; f. Tidak harus ada media seperti audio visual, tape dan slide; g. Staf yang terlibat adalah instruktur (guru) dan Proctor (undergraduate students) yaitu siswa yang dianggap mampu menguasai seluruh unit. 2. Mastery Learning Penguasaan belajar mastery learning merupakan metode pembelajaran yang menganggap semua anak dapat belajar jika mereka diberikan dengan kondisi pembelajaran yang tepat. Secara khusus, penguasaan pembelajaran adalah metode dimana siswa tidak maju untuk tujuan belajar selanjutnya sampai mereka menunjukkan kemahiran dengan yang sekarang. Penguasaan kurikulum pembelajaran umumnya terdiri dari topik diskrit yang semua siswa mulai bersama-sama. Siswa yang tidak memuaskan lengkap topik diberi instruksi tambahan sampai mereka berhasil. Siswa yang menguasai topik awal terlibat dalam aktivitas pengayaan sampai seluruh kelas dapat kemajuan bersama. Penguasaan pembelajaran meliputi banyak unsur tutoring sukses dan fungsi independen yang terlihat pada siswa. Dalam lingkungan belajar penguasaan, guru mengarahkan berbagai teknik pembelajaran berbasis kelompok, dengan dan spesifik umpan balik sering dengan menggunakan diagnostik, tes formatif , serta teratur memperbaiki kesalahan siswa belajar membuat sepanjang jalan mereka. 3. Student Active Learning Dalam pembelajaran siswa aktif, guru dan siswa sama-sama aktif. Masing-masing tahu akan tugasnya masing-masing. Guru mengajar dan siswa diajar. Dalam pembelajaran model ini guru dituntut untuk dapat menciptakan suasana yang sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan dan juga mengemukakan gagasannya. Keaktifan siswa ini sangat penting untuk membentuk generasi yang kreatif, yang mampu menghasilkan sesuatu untuk kepentingan dirinya dan juga orang lain. Dalam buku Ki Hajar Dewantara, dikatakan bahwa pembelajaran aktif pada hakekatnya adalah pembelajaran yang direncanakan oleh guru dan dilaksanakan oleh siswa dengan penuh riang gembira tanpa beban. Mampu mengekspresikan dirinya dan mengeluarkan potensi unik yang ada dalam dirinya sehingga menghantarkan dirinya menemukan minat dan bakatnya secara alami. Dalam pembelajaran active learning terdapat beberapa prinsip yang harus diperhatikan. Prinsip tersebut meliputi empat dimensi, yaitu: a. Dimensi subjek didik 1) Keberanian mewujudkan minat, keinginan, pendapat serta dorongan-dorongan yang ada pada siswa dalam proses belajar-mengajar. Keberanian tersebut terwujud karena memang direnca nakan oleh guru, misalnya dengan format mengajar melalui diskusi kelompok, dimana siswa tanpa ragu-ragu mengeluarkani pendapat. 2) Keberanian untuk mencari kesempatan untuk berpartisipasi dalam persiapan maupun tindak lanjut dan suatu proses belajar-mengajar maupun tindak lanjut dan suatu proses belajar mengajar. Hal mi terwujud bila guru bersikap demokratis. 3) Kreatifitas siswa dalam menyelesaikan kegiatan belajar sehingga dapat mencapai suatu keberhasilan tertentu yang memang dirancang olch guru. 4) Kreatifitas siswa dalam menyelesaikan kegiatan belajar sehingga dapat mencapai suatu keberhasilan tertentu, yang memang dirancang oleh guru. 5) Peranan bebas dalam mengerjakan sesuatu tanpa merasa ada tekanan dan siapapun termasuk guru. b. Dimensi Guru 1) Adanya usaha dan guru untuk mendorong siswa dalam meningkatka kegairahan serta partisipasi siswa secara aktif dalam proses belajar-mengajar. 2) Kemampuan guru dalam menjalankan peranannya sebagai inovator dan motivator. 3) Sikap demokratis yang ada pada guru dalam proses belajar-mengajar. 4) Pemberian kesempatan kepada siswa untuk belajar sesuai dengan cara, mama serta tingkat kemampuan masing-masing. 5) Kemampuan untuk menggunakan berbagai jenis strategi belajar-mengajar serta penggunaan multi media. Kemampuan mi akan menimbulkan lingkuñgan belajar yang merangsang siswa untuk mencapai tujuan. c. Dimensi Program 1) Tujuan instruksional, konsep serta materi pelajaran yang memenuhi kebutuhan, minat serta kemampuan siswa; merupakan suatu hal yang sangat penting diperhatikan guru. 2) Program yang memungkinkan terjadinya pengembangan konsep mau pun aktivitas siswa dalam proses belajar-mengajar. 3) Program yang fleksibel (luwes); disesuaikan dengan situasi dan kondisi. 4) Dimensi situasi belajar-mengajar 5) Situasi belajar yang menjelmakan komunikasi yang baik, hangat, bersahabat, antara guru-siswa maupun antara siswa sendiri dalam proses belajar-mengajar. 6) Adanya suasana gembira dan bergairah pada siswa dalam proses belajar-mengajar. F. Aspek-aspek penilaian dalam pembelajaran berbasis kompetensi Dalam pembelajaran berbasis kompetensi sistem penilaian terletak pada pelaksanaan penilaian yang berkelanjutan serta komprehensif, yang mencakup aspek-aspek berikut: 1. Penilaian hasil belajar 2. Penilaian proses belajar mengajar 3. Penilaian kompetensi mengajar guru 4. Penilaian relevansi kurikulum 5. Penilaian daya dukung sarana dan fasilitas 6. Penilaian program (akreditasi) BAB III PENUTUP Pembelajaaran berbasis kompetensi lebih menekankan pada aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Dimana sesorang memiliki kompetensi tertentu apabila ia bukan hanya sekedar tahu tentang sesuatu itu, tetapi bagaimana implikasi dan implementasi pengetahuan itu dalam pola perilaku dalam kegiatan yang ia lakukan. Oleh karena itu, penerapan pendidikan berbasis kompetensi diharapkan akan menghasilkan lulusan yang mampu berkompetisi di tingkat global.   Daftar Pustaka Sanjaya, wina, (2008). Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Kencana http://kidispur.blogspot.com/2009/01/prinsip-pembelajaran-berbasis.html, diakses tanggal 22 November 2010, 15:20 http://www.smkn1majalengka.sch.id/bimtek_ktsp/Pengelolaan%20Pbk.pdf, diakses tanggal 29 November 2010, 16:01 http://edukasi.kompasiana.com/2010/01/12/pembelajaran-siswa-aktif/, diakses tanggal 29 November 2010, 4:18 http://organisasi.org/strategi-pembelajaran-kontekstual-oleh-oleh-dari-plpg-slamet-p, diakses tanggal 30 November 2010, 12:40 http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en|id&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Mastery_learning, diakses tanggal 30 November 2010, 12:59 http://duniaguru.com/index.php?option=com_content&task=view&id=406&Itemid=26, diakses tanggal 30 November 2010, 13:38 http://education-mantap.blogspot.com/2010/05/prinsip-prinsip-cara-belajar-stswa.html, diakses tanggal 1 Desember 2010, 08:01

DIMENSI DAN STRUKTUR PENDIDIKAN IPS

DIMENSI DAN STRUKTUR PENDIDIKAN IPS Penguasaan dan pengembangan dimensi dan struktur pembelajaran dalam PIPS,sangat penting bagi jiwa pendidik karena dalam menhadapi siswa harus berfikir abstrak dan parsial.untuk memfasilitasi kebutuhan ini mahasiswa atau calon guru perlu mempersiapkan model pembelajaran yang tepat yang didukung oleh kemampuan penguasaan terhadap dimensi-dimensi PIPS dan strukturnya. Dimensi PIPS Meliputi : 1. Dimensi pengetahuan ( knowledge ) 2. Dmensi keterampilan ( skill ) 3. Dimensi Nilai ( Value and Attitudes ) 4. Dimensi tindakan ( Action ) 1. Dimensi Pengetahuan ( Knowlage ) Setiap manusia tentunya memiliki kelebihan dan wawasan tentang pengetahuan sosial yang berbeda-beda,baik yang berfikir sebatas lingkungan dan ada juga yang berpendapat mencakup dengan keyakinan-keyakinan sosial,tentunya hal tersebut mencakup alasan-alasan yang sesuai dengan : Fakta,konsep baik Generalisasi yang di pahami oleh individu atau siswa,dan hal yang terpenting adalah Fakta yang mana merupakan data yang spesifikasi tentang peristiwa,objek,orang dan hal-hal yang terjadi yang harus dikenal terutama dalam kehidupan sehari-hari dan yang terjadi dalam lingkungan sekitar. Konsep das ar yang relevan untuk pembelajaran ips diambil terutama dari disiplin ilmu-ilmu sosial.konsep –konsep tersebut jug tergantung pula pada jenjang dan kelas sekolah,misalnya konsep “sejarah,antropologi,sosiologi bahkan ekonomi,juga dari ilmu pariwisata,geografi,sosiologi,sejarah maupun politik.Pengembangan dan Generalisasi adalah proses mengorganisir dan memaknai sejumlah dan cara hidup bermasayarakat.merumuskan generalisasi merupakan rumusan dan pengembangan konsep merupakan tujuan pembelajaran IPS yang harus di capai oleh siswa dengan tentunya bimbingan guru. 2. Dimensi Keterampilan Dalam pendidikan IPS sangan diperlukan dan memperhatikan juga dimensi keterampilan disamping pemahaman dalam dimensi pengetahuan.kecakapan mengolah dan menerapkan informasi merupakan keterampilan yang sangat penting guna mempersiapkan untuk menghadapi dunia di masayarakat sehingga siswa menjadi terampil dan siap menjadi warga negara yang berpartisipasi secara aktif dan secara cerdas dalam lingkungan masyarakat yang demokratis. Keterampilan Meneliti Dalam hal ini diharapkan mengidentifikasi,mengumulkan,menafsirkan dan mengalisis suatu data yang terjadi dalam lingkungan masyarakat sekitar atau sosial.  Keterampilan berfikir Dalam hal ini tentunya bagaimana cara berkontribusi untuk pemecahan suatu masalah yang terjadi secara akurat dan dan kreatif baik dalam menciptakan suatu hal atau proses pembelajaran dalam lingkungan kelas.  Keterampilan partisipasi sosial Dalam belajar IPS juga sisawa diharafkan bahwa siswa dapat berkomunikasi dengan baik dan bekerjasama baik secara perorangan ataupun secara kelompok.  Keterampilan Berkomunikasi Pembelajaran pada akhirnya adalah mendewasakan seorang manusia agar menjadi dewasa,karna tandanya orang dewasa ialah mampu bnerkomunikasi dengan orang lain dengan baik dan benar,serta mengungkapkan pemahan dan perasaan dengan jelas,efektif san kreatif. 3. Dimensi Nilai dan Sikap ( Value and attitudes) Pada hakikatnya sebuah nilai dipelajari dari hasil pergaulan dan komunikasi antara individu dalam kelompok baik dilingkungan keluarga maupun lingkungan sosial,yaitu : a. Nilai Subtantif Merupakan nilai yang dipegang atau diyakini oleh seseorang da umumnya hasil belajar,terutama siswa bisa memahami bahwa dalam masyarakat terdapat keberagaman nilai. b. Nilai Prosedural Peran guru sangat besar karena siswa harus diarahkan dan dilatih sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran di kelas dan nilai prosedural diantaranya : Nilai kemerdekaan ,Toleransi,kejujuran menghormati kebenaran dan pendapat orang lain. 4. Dimensi Tindakan ( Action ) Tindakan sosial merupakan hal ayang sangat penting karena dapat memungkinkan siswa dapat menjadi siswa yang aktif,dan merekapun harus berlatih secara kongkrit dan praktis.agar menjadi warga Negara yang baik dalam kehidupan masyarakat. Fokus utama dari program IPS adalah membentuk individu-individu yang memahami kehidupan sosialnya dunia manusia,aktivitas dan interaksinya yang ditunjukan untuk menghasilkan anggota masyarakat yang bebas,yang mempunyai rasa tanggungjawab untuk melestarikan,melanjutkan dan memperluas nilai-nilai dan ide-ide masyarakat bagi generasi masa depan.  Struktur PIPS Model pembelajaran alternatif untuk bidang ilmu-ilmu sosial telah diperkenalkan dengan aneka ragam istilah,Seperti : Model inkuiri,berfikir kritis,pengambilan keputusan dsb.juga dalam hal penyampainkannya dikenalkan konsep Generalisasi dan Konstruk.  Model struktur Pengetahuan Pengetauan dianggap sebagi hasil kerja intelektual yang dikembangkan oleh manusia melalui proses psikologisnya.Model tersebut digambarkan dlam bentuk diagram,sbb : Atribut Ialah karakteristik atau sifat sejumlah benda ,peristiwa atau ide yang dapat dibedakan. Konsep Ialah suatu pengertian abstrak yang di asosiasikan dengan simbol sekelompok benda,peristiwa atau ide. Generalisasi ialah suatu pengertian (berupa pernyataan )yang dibentuk oleh sejumlah konsep yang saling berkaitan dan kebenarannya masih perlu di uji. Konstruk Ialah suatu organisasi dari generalisasi dan konsep yang saling berkaitan BEBERAPA PEMIKIRAN DALAM PEMBAHARUAN PEMBELAJARAN IPS Semakin derasnya aru globalisasi yang mengakibatkan semakintingginya saling ketergantungan masyarakat dunia satu dengan yang lainnya banyak menimbulkan masalah social.Dalam hal ini belajar IPS setiap lembaga persekolahan memerlukan suatu strategi pembelajaran yang dapat memberikan kemampuan memecahkan masalah kepada para siswa secara individual. Menurut para ahli,pendekatan inkuiri adalah salah satu cara untuk mengatasi maslaah kebosanan siswa dalam belajar dikelas karena proses belajar lebih terpusat kepada kebutuhan siswa ( Student centered Intruction ) dengan seperti itu maka pembelajaran lebih kondusif dan humanis. Upaya Pembaharuan Pembelajaran IPS : 1. Upaya Pembaharuan Social di amerika serikat - Kurikulum studis yang lengkap - Sosial studies memberikan hubungan yang jelas antara Humainitis dan disiplin Ilmu-ilmu social dan ilmu alam. - Ameriak mempunyi dua perumusan bahan pembelajaran dan strategi pembelajaran untuk social studies( pembelajaran diorganisasikan secara terpadu dan inkuiri ) 2. Di Australia,Social studies sebagai mata pelajaran yang penting mulai dari tingkatan SD sampai SMP.Setiap guru menggunakan pendekatan ini secara langsung akan menerapkan proses belajar mengajar aktif,artinya setiap siswa akan mengikuti belajar aktif di kelas,dengan metode inkuiri dan pelontaran pertanyaan siswa atau berbasis maslah. 3. Di Indonesi pembelajaran IPS dikenal pada tahun kurikulum1975,( pendidikan Kemasyarakatan-PSPB-Sejarah/PMP-IPS) Pembelajaran IPS dengan mengunakn pendekatan inkuiri dapat diterapkan pada semua jenjang dan kelas.

Selasa, 01 Juli 2014

Cinta

Pada hakikatnya cinta adalah ebuah anugrah yang diberikan Allah kepada insan, kasihsayang adalah langkah awal untuk menuju cinta,setelah cinta itu hadir maka semua akan terasa seakan dunia ini milik kita,cinta membuat kita bahagia,tertawa,tersenyum,bahkan terbayang-bayang namun hati-hatilah ketika cinta berbalik arah menjadi sedih,sakit ataupun terluka,,,, berusahalah untuk saling menjaganya,karna menjaga hal yang sulit daripada menciptakan suatu hal yang baru.